Movie review score
5
Ceritanya Cheon Seong-geun (Kim Su Ro) adalah seorang guru olahraga di sebuah SMU di Seoul. Gak seperti guru-guru lain pada umumnya yang gak terlalu memperdulikan kegiatan “after school” para muridnya, biar rada slebor, sebagai PE (physical Education-atau guru olahraga) Guru Cheon malah paling rajin ke tempat-tempat yang biasa dijadikan tempat kongkow. Seperti malam itu ketika dia menangkap basah beberapa anak muridnya yang ketahuan bermain biliyard sepulang sekolah. Sebenarnya Guru Cheon gak melarang anak-anak muridnya untuk bermain biliyard, tapi karena mereka bermainnya sambil merokok dan minum bir makanya Guru Cheon bertindak (secara lebay-pake kejar-kejaran ala film action plus pocket camera).
Di lain hari ia memergoki ada anak muridnya yang hendak berkelahi, alih-alih melerai dia malah menjadi wasit untuk ke dua murid laki-lakinya yang hendak bertarung (plus taruhan segala). Mungkin keliatannya tindakan Guru Cheon di anggap melenceng dan gak mencerminkan sikap seorang pendidik (guru) tapi bayangin deh kalo di lerai, mereka pasti tetep akan menyalurkan hasrat berantemnya di tempat lain, makanya sekalian aja di adu di depan dirinya dan anak-anak murid lainnya biar hilang rasa penasaran mereka, dan itu terlihat fair banget.
Biar banyak yang memandang sebelah mata karena mata pelajaran yang di ajarkan hanyalah olahraga, mata pelajaran yang gak bakal ada di tes masuk perguruan tinggi, tapi Guru Cheon tetap menikmati perannya jadi guru, malahan dia sering banget bantu kesulitan anak muridnya di luar jam pelajaran. Makanya karena suatu peristiwa, Guru Cheon jadi kalang kabut ketika suatu hari ia bakal di keluarin dari sekolahnya kecuali dia sanggup berubah menjadi guru bahasa inggris.
Akhirnya dengan kerja keras dan bantuan dari beberapa muridnya yang perhatian sama dia, Guru Cheon berhasil membuktikan kalo dia juga bisa menjadi guru Bahasa Inggris (ET), tapi apa semua itu cukup membuatnya sukses di sekolah itu? Well nontonlah…
Di lain hari ia memergoki ada anak muridnya yang hendak berkelahi, alih-alih melerai dia malah menjadi wasit untuk ke dua murid laki-lakinya yang hendak bertarung (plus taruhan segala). Mungkin keliatannya tindakan Guru Cheon di anggap melenceng dan gak mencerminkan sikap seorang pendidik (guru) tapi bayangin deh kalo di lerai, mereka pasti tetep akan menyalurkan hasrat berantemnya di tempat lain, makanya sekalian aja di adu di depan dirinya dan anak-anak murid lainnya biar hilang rasa penasaran mereka, dan itu terlihat fair banget.
Biar banyak yang memandang sebelah mata karena mata pelajaran yang di ajarkan hanyalah olahraga, mata pelajaran yang gak bakal ada di tes masuk perguruan tinggi, tapi Guru Cheon tetap menikmati perannya jadi guru, malahan dia sering banget bantu kesulitan anak muridnya di luar jam pelajaran. Makanya karena suatu peristiwa, Guru Cheon jadi kalang kabut ketika suatu hari ia bakal di keluarin dari sekolahnya kecuali dia sanggup berubah menjadi guru bahasa inggris.
Akhirnya dengan kerja keras dan bantuan dari beberapa muridnya yang perhatian sama dia, Guru Cheon berhasil membuktikan kalo dia juga bisa menjadi guru Bahasa Inggris (ET), tapi apa semua itu cukup membuatnya sukses di sekolah itu? Well nontonlah…