Movie review score
5

 
Tidak mudah untuk menjadi orang lain, apalagi meniru dan mengikuti gaya hidup seorang raja. di ceritakan pada jaman jepang pertengahan jendral terbesar Clan Takeda tertembak orang tak di kenal, Jendral pun sekarat dan sempat berpesan agar kematiannya di rahasiakan untuk menghindari serangan dari Clan Nobunaga & Tokugawa, adik jendral besar Clan Takeda Nobukado sedang mencari Kagemusha atau sosok yang mirip Takeda Shingen, dan dapatlah seorang pencuri yang entah dari mana asalnya wajah dan rupanya benar benar mirip dengan Seorang Takeda Shingen Yang Asli.

Apa itu kagemusha?, kagemusha sendiri merupakan isilah duplikat seseorang atau prajurit bayangan (shadow warior) yang dilakukan raja – raja jepang dahulu kala untuk mengelabui musuh-musuh mereka. Sang Kagemusha ternyata kebingungan sewaktu pertamakali harus berhadapan dengan rakyat-rakyatnya, pelayan dan para keluarga raja, Namun Kagemusha ini rupanya bukan pencuri biasa, iapun mampu mencuri tingkah laku Shingen Asli dengan cemerlang, alhasil ia pun berhasil dalam menjalankan penyamarannya. Tatsuya Nakadai membawakan perannya dengan dingin namun secara bijak iya juga mampu menyisipkan humor di perannya, seperti aktor Toshiro Mifune di film yojimbo dan samurai seven.

Film kurosawa satu ini amat berbeda dari film film sebelumnya, karena setting dan perlengkapan yang sangat besar, yang pasti film ini berbiaya besar, nah kenapa ada nama George Lucas dan Francis Ford Coppola di film ini? Yup, Studio Toho Empire memang kelabakan soal dana, karena film ini membutuhkan Set Megah, Kostum serta ratusan ekor kuda, maka Pihak 20 Century Fox pun ikut ambil bagian dalam penyelesaian kagemusha. mungkin George Lucas Hutang budi atas inspirasinya dalam Star Wars. film ini mungkin saja jadi bahan pemanasan bagi kurosawa untuk proyek RAN yang di selesaikan 4 tahun berikutnya.

Kurosawa benar benar tahu cara mengambil momen dan adegan di setiap scenenya, pemandangan pemandangan yang menarik, tone warna yang cemerlang, Apalagi ini merupakan film kurosawa berwarna pertama yang gw tonton, adegan alam mimpi Shingen palsu benar benar memukau, tidak ada visual efek dan sebagainya, yang ada hanyalah permainan warna dan pengambilan gambar yang Epic. Oh iya di film ini terdapat banyak long take (pengambilan scene panjang tanpa putus-putus) di direct dengan sempurna oleh kurosawa dengan dialog dialog yang kadang di mute sebentar ibarat menahan napas lebih dalam, mungkin agar para penonton bisa lebih memahami, tidak lupa akting para pemainnya begitu natural dan emosinya begitu kencang. Selain itu kultur jepang yang kental begitu di terapkan dengan sangat formal, kostum kostum yang menarik, tarian-tarian dan masih banyak lagi. Habis kata kata gw untuk memuji film ini. untuk film tahun 80an fim ini masih kerasa hebatnya kalau di tonton sampai sekarang.

Meskipun tidak sepenuhnya film ini berisi adegan perang, gw benar – benar menikmati film ini selayaknya meminum kopi mahal, dengan meminumnya sedikit-sedikit seujung lidah namun terasa nikmatnya sampai habis, ditutup dengan ending yang multi dramatis, ya.. film ini tidak saya sarankan untuk pecinta adegan bacok – bacokan mengumbar darah ala kill bill, mungkin banyak yang bilang film ini membosankan tapi sebenarnya yang kalian temukan di sini lebih serius dari film – film samurai yang pernah ada.

Leave a Reply